This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 31 Agustus 2015

Menggambar Konstruksi Atap

https://drive.google.com/file/d/0B1hCo4frtNCNay1tVkhoRHpHV3M/view?usp=sharing

Selasa, 28 Juli 2015

Formulir tanpa judul

Menjelaskan Konstruksi kuda-kuda

Menggambar Tata Letak Gambar Manual

silahkan download disini

Menggambar Konstruksi Atap

Materi menggambar konstruksi atap dapat di unduh :

Kamis, 21 Agustus 2014

konstruksi bangunan

Dasar dasar konstruksi kayu Presentation Transcript
  • Dasar dasarkonstruksiKayuDasar dasarkonstruksiKayu (definisi)MetodePenghitungandengan ASD
  • Kostruksi KayuKonstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksibangunan. Pengetahuan dasar mengenai konstruksikayu pada umumnya adalah Hubungan dan SambunganKayu
  •  SambunganSambungan dan HubunganKonstruksi Kayu kayu adalah dua batang atau lebihyang disambung-sambung menjadi satu batangkayu panjang atau mendatar maupun tegak lurusdalam satu bidang  Sedangkan yang disebut dengan hubungan kayuyaitudatar atau dua dimensi dua batang kayu atau lebih yang dihubung-hubungkan menjadi satu benda atau satu bagiankonstruksi dalam satu bidang (dua dimensi)maupun dalam satu ruang berdimensi tiga.
  • Untuk memenuhi syarat kekokohan maka sambungandan  a.hubungan-hubungan kayu harus memenuhisyaratsyarat sebagai berikut: Sambungan harus sederhana dan kuat. Harusdihindari takikan besar dan dalam, karena dapatmengakibatkan kelemahan kayu dan diperlukanbatang-batang kayu berukuran besar, sehingga dapatmerupakan  b. Harus memperhatikan sifat-sifat kayu, terutamasifatpemborosan.  c. Bentuk sambungan dari hubunganmenyusut, mengembang dan tarikan. konstruksi kayuharus tahan terhadap gaya-gaya yang bekerja.
  • Hubungan kayu dibagi dalam 3 kelompok ialah:a. Sambungan kayu arah memanjangb. Hubungan kayu yang arah seratnya berlainan(menyudut)c. Sambungan kayu arah melebar (sambungan papan)Sambungan memanjang digunakan untukmenyambung balok tembok, gording dan sebagainya.Hubungan kayu banyak digunakan pada hubungan-hubungan pintu, jendela, kuda-kuda dan sebagainya.Sedangkan sambungan melebar digunakan untuk bibirlantai, dinding atau atap.
  • Sambungan Kayu Arah Memanjang Mendatarsambunganmemanjang ini terdiri dari sambungan mendatar dantegak lurus.a. Sambungan bibir lurusb. Sambungan bibir lurus berkaitc. Sambungan bibir miringd. Sambungan bibir miring berkaite. Sambungan memanjang balok kuncif. Sambungan memanjang kunci jepitg. Sambungan tegak lurus.
  • Sambungan bibir lurus
  • Sambungan bibir lurus berkait
  • Sambungan bibir miring
  • Sambungan bibir miring berkait
  • Sambungan memanjang balokkunci
  • Sambungan memanjang kunci jepit
  • Sambungan tegak lurus
  • Sambungan kayu arah melebar
  • Hubungan kayu menyudut
  • Hubungan Kayu Menyudut dengan lubangdan gigi
  • Hubungan ekor burung terbenam
  • Hubungan ekor burung layang
  • Hubungan ekor burung layang(Tidak tembus)
  • Hubungan ekor burung sorong
  • Hubungan kayu menyudut denganlubang dan pen
  • Hubungan Loef dan Voorloef
  • Gaya MomenGaya DesakGaya TarikGaya – Gaya yang harusdiperhatikan pada sambungan
  • Gaya Tarik pada sambunganBila yang bekerja gaya tarik, maka sambungan batangkayu tersebut harus saling mengait agar tidak mudahlepas, Misalnya memakai sambungan bibir miringberkait.
  • Gaya Desak Pada SambunganBila yang bekerja gaya desak, maka sambungankedua batang kayu diusahakan agar permukaanbatang yang akan disambung saling menempel rapat.Misalnya memakai sambungan tegak lurus tekan.
  • Gaya Lintang dan MomenBila yang bekerja gaya lintang dan momen, maka gayalintang akan menyebabkan sambungan akan salingbergeser sedang momen akan menyebabkan suatulenturan. Maka dalam hal ni sambungan harus kuat dankaku misalnya memakai sambungan pengunci.
  • ASD (Allowable Stress Design)Allowable Stress Design merupakan formatkonvesional yang sederhana dalam format inidiasumsikan tidak ada variabilitas beban sehinggasetiap macam beban dianggap mempunyai pengaruhyang sama terhadap kayu dan tidak ada distribusibeban, konsep dasar dari penghitungan ASD adalah
  • artinya beban hidup (L) ditambah beban mati (D)harus lebih kecil dengan tegangan ijin (Fx) dikalikandengan faktor lama pembebanan (Cd) diambil nilai1,oo untuk lantai, 1,15 untuk atap dengan beban salju1,25 untuk atap tanpa beban salju. Sedangkantegangan izin (Fx) merupakan kekuatan karakteristikkayu yang telah direduksi dengan faktor penyesuaiansebagai faktor pengali. Untuk softwood dipilih faktorpenyesuaian sebesar ½ ,1 sedangkan untuk hardwooddipilih faktor penyesuaian sebesar ½ ,3. Kekuatankarakteristik merupakan 5% Exclution limit distribusipopulasi (R0,05 ). Sehingga tegangan ijin (Fx) untukpemilahan mekanis dapat dilakukan dengan cara :
SIFAT-SIFAT KAYU DAN PENGGUNAANNYA
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu.  Terkadang sebagai barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya.  Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.  Berikut ini diuraikan sifat-sifat kayu (fisik dan mekanik) serta macam penggunaannya.
Pengenalan Sifat-Sifat Kayu
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi.  Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.  Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda.  Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda.  Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
  1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
  2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
  3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.
  4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.
Sifat Fisik Kayu
  1. Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya.  Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya.  Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani).  Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
  1. Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu.  Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
  1. Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.
  1. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu.  Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
  1. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.  Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
  1. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll).  Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
  1. Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka.  Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
  1. Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu.  Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
  1. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air.  Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya.  Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).
  1. Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
    1. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu.
    2. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara.  Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
  2. Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
  1. Daya Hantar Listrik
  2. Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik.  Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu.  Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh  dikatakan sama dengan daya hantar air.
Sifat Mekanik Kayu
  1. Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu.  Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
    1.             Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
    2. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat.  Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.
  1. Keteguhan tekan / Kompresi
Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :
    1. Keteguhan tekan sejajar arah serat dan
    2. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.
  1. Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya.  Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :
    1. Keteguhan geser sejajar arah serat
    2. Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
    3. Keteguhan geser miring
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.
  1. Keteguhan lengkung (lentur)
Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan.  Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu :
    1. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan.
    2. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak.
  1. Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
  1. Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
  1. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
  1. Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu.  Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2.  Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok :
    1. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
    2. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.
Macam Penggunaan Kayu
Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan.  Jenis-jenis kayu yang mempunyai persyaratan untuk tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan sebagai berikut :
  1. Bangunan (Konstruksi)
Persyaratan teknis :        kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang tinggi.
Jenis kayu :       balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara, rasamala.
  1. Veneer biasa
Persyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas cacat dan beratnya sedang.
Jenis kayu :       meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang.
  1.             Veneer mewah
Persyaratan teknis :        disamping syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif.
Jenis kayu :       jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru, sonokembang.
  1. Perkakas (mebel)
Persyaratan teknis :        berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.
Jenis kayu :       jati, eboni, kuku, mahoni, meranti, rengas, sonokeling, sonokembang, ramin.
  1. Lantai (parket)
Persyaratan teknis :        keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat.
Jenis kayu :       balau, bangkirai, belangeran, bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.
  1. Bantalan Kereta Api
Persyaratan teknis :        kuat, keras, kaku, awet.
Jenis kayu :       balau, bangkirai, belangeran, bedaru, belangeran, bintangur, kempas, ulin.
  1. Alat Olah Raga
Persyaratan teknis :        kuat, tidak mudah patah, ringan, tekstur halus, serat halus, serat lurus dan panjang, kaku, cukup awet.
Jenis kayu :       agathis, bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling, teraling.
  1. Alat Musik
Persyaratan teknis :        tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah belah, daya resonansi baik.
Jenis kayu :       cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni.
  1. Alat Gambar
Persyaratan teknis :        ringan, tekstur halus, warna bersih.
Jenis kayu :       jelutung, melur, pulai, pinus.
  1. Tong Kayu (Gentong)
Persyaratan teknis :        tidak tembus cairan dan tidak mengeluarkan bau.
Jenis kayu :       balau, bangkirai, jati, pasang.
  1. Tiang Listrik dan Telepon
Persyaratan teknis :        kuat menahan angin, ringan, cukup kuat, bentuk lurus.
Jenis kayu :       balau, giam jati, kulim, lara, merbau, tembesu, ulin.
  1. Patung dan Ukiran Kayu
Persyaratan teknis :        serat lurus, keras, tekstur halus, liat, tidak mudah patah dan berwarna gelap.
Jenis kayu :       jati, sonokeling, salimuli, melur, cempaka, eboni.
  1. Korek Api
Persyaratan teknis :        sama dengan persyaratan veneer, cukup kuat (anak korek api), elastis dan tidak mudah pecah (kotak).
Jenis kayu :       agathis, benuang, jambu, kemiri, sengon, perupuk, pulai, terentang, pinus.
  1. Pensil
Persyaratan teknis :        BJ sedang, mudah dikerat, tidak mudah bengkok, warna agak merah, berserat lurus.
Jenis kayu :       agathis, jelutung, melur, pinus.
  1. Moulding
Persyaratan teknis :        ringan, serat lurus, tekstur halus, mudah dikerjakan, mudah dipaku. Warna terang, tanpa cacat, dekoratif.
Jenis kayu :       jelutung, pulai ramin, meranti dll.
  1. Perkapalan
Lunas
Persyaratan teknis :        tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu :       ulin, kapur.
Gading
Persyaratan teknis :        kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu :       bangkirai, bungur, kapur.
Senta
Persyaratan teknis :        kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu :       bangkirai, bungur, kapur.
Kulit
Persyaratan teknis :        tidak mudah pecah, kuat, liat, tahan binatang laut.
Jenis kayu :       bangkirai, bungur, meranti merah.
Bangunan dan dudukan mesin
Persyaratan teknis :        ringan, kuat dan awet, tidak mudah pecah karena getaran mesin.
Jenis kayu :       kapur, meranti merah, medang, ulin, bangkirai.
Pembungkus as baling-baling
Persyaratan teknis :        liat, lunak sehingga tidak merusak logam.
Jenis kayu :       nangka, bungur, sawo.
Popor Senjata
Persyaratan teknis :        ringan, liat, kuat, keras, dimensi stabil.
Jenis kayu :       waru, salimuli, jati.
  1. Arang (bahan bakar)
Persyaratan teknis :        BJ tinggi.
Jenis kayu :       bakau, kesambi, walikukun, cemara, gelam, gofasa, johar, kayu malas, nyirih, rasamala, puspa, simpur.
Penutup
Pengenalan atas sifat-sifat fisik dan mekanik akan sangat membantu dalam menentukan jenis-jenis kayu untuk tujuan pengunaan tertentu.  Diharapkan dengan memahami sifat-sifat kayu dan jenis-jenis kayu untuk penggunaan tertentu akan semakin mengurangi ketergantungan konsumen akan suatu jenis kayu tertentu saja sehingga pemanfaatan jenis-jenis kayu yang semula belum dimanfaatkan (jenis-jenis yang belum dikenal umum) akan semakin meningkat.




MENGENAL  KARAKTERISTIK  KAYU

 

Oleh : Bambang Wijanarko,S.Pd,MT

Widyaiswara PPPPTK BOE Malang – Departemen Bangunan


 Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan).
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi, lemari), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, kerajinan dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.

Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.
Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan.
Pengenalan Kayu
Untuk mengenal/menentukan suatu jenis kayu, tidak selalu dilakukan dengan cara memeriksa kayu dalam bentuk log (kayu bundar), tetapi dapat dilakukan dengan memeriksa sepotong kecil kayu. Penentuan jenis kayu dalam bentuk log, pada umumnya dengan cara memperhatikan sifat-sifat kayu yang mudah dilihat seperti penampakan kulit, warna kayu teras, arah serat, ada tidaknya getah dan sebagainya.
Penentuan beberapa jenis kayu dalam bentuk olahan (kayu gergajian, moulding, dan sebagainya) masih mudah dilakukan dengan hanya memperhatikan sifat-sifat kasar yang mudah dilihat. Sebagai contoh, kayu jati (Tectona grandis) memiliki gambar lingkaran tumbuh yang jelas). Namun apabila kayu tersebut diamati dalam bentuk barang jadi dimana sifat-sifat fisik asli tidak dapat dikenali lagi karena sudah dilapisi dengan cat, maka satu-satunya cara yang dapat dipergunakan untuk menentukan jenisnya adalah dengan cara memeriksa sifat anatomi/strukturnya. Demikian juga untuk kebanyakan kayu di Indonesia, dimana antar jenis kayu sukar untuk dibedakan, cara yang lebih lazim dipakai dalam penentuan jenis kayu adalah dengan memeriksa sifat anatominya (sifat struktur).
Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau sifat makroskopis) dan sifat struktur (disebut juga sifat mikroskopis). Secara obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada sifat fisik atau makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu jenis kayu. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis.
Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan, penciuman, perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu. Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara lain adalah :
Warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras,
  1. Tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,
  2. Arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,
  3. Gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
  4. Berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis
  5. Kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,
  6. Lingkaran tumbuh,
  7. Bau, dan sebagainya.
Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar (loupe) dengan pembesaran 10 kali. Sifat struktur yang diamati adalah :
  1. Pori (vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori terlihat sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun besar. Pori dapat dibedakan berdasarkan penyebaran, susunan, isi, ukuran, jumlah dan bidang perforasi).
  2. Parenkim (Parenchyma) adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu bata dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai warna yang lebih cerah dibanding dengan warna sel sekelilingnya. Parenkim dapat dibedakan berdasarkan atas hubungannya dengan pori, yaitu parenkim paratrakeal (berhubungan dengan pori) dan apotrakeral (tidak berhubungan dengan pori).
  3. Jari-jari (Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti garis-garis yang sejajar dengan warna yang lebih cerah dibanding warna sekelilingnya. Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran lebarnya dan keseragaman ukurannya.
  4. Saluran interseluler adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang berfungsi sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada pada setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu, misalnya beberapa jenis kayu dalam famili Dipterocarpaceae, antara lain meranti (Shorea spp), kapur (Dryobalanops spp), keruing (Dipterocarpus spp), mersawa (Anisoptera spp), dan sebagainya. Berdasarkan arahnya, saluran interseluler dibedakan atas saluran interseluler aksial (arah longitudinal) dan saluran interseluler radial (arah sejajar jari-jari). Pada bidang lintang, dengan mempergunakan loupe, pada umumnya saluran interseluler aksial terlihat sebagai lubang-lubang yang terletak diantara sel-sel kayu dengan ukuran yang jauh lebih kecil.
  5. Saluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan bentuknya seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya terdapat pada kayu-kayu tertentu, misalnya jelutung (Dyera spp.)
  6. Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat-tingkat dan biasanya terlihat pada bidang tangensial. Tanda kerinyut juga tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya pada jenis-jenis tertentu seperti kempas (Koompasia malaccensis) dan sonokembang (Pterocarpus indicus).
  7. Gelam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara kayu, yang terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit. Gelam tersisip juga tidak selalu ada pada setiap jenis kayu. Jenis-jenis kayu yang sering memiliki gelam tersisip adalah karas (Aquilaria spp), jati (Tectona grandis) dan api-api (Avicennia spp).







     Terdapat perbedaan yang mendasar antara sifat struktur kayu daun lebar dan sifat struktur kayu daun jarum. Kayu-kayu daun jarum tidak mempunyai pori-pori kayu seperti halnya kayu-kayu daun lebar.
     Untuk menentukan jenis sepotong kayu, kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa kayu tersebut dengan memeriksa sifat kasarnya






       Apabila dengan cara tersebut belum dapat ditetapkan jenis kayunya, maka terhadap kayu tersebut dilakukan pemeriksaan sifat strukturnya dengan mempergunakan loupe.
Untuk memudahkan dalam menentukan suatu jenis kayu, kita dapat mempergunakan kunci pengenalan jenis kayu. Kunci pengenalan jenis kayu pada dasarnya merupakan suatu kumpulan keterangan tentang sifat-sifat kayu yang telah dikenal, baik sifat struktur maupun sifat kasarnya. Sifat-sifat tersebut kemudian didokumentasikan dalam bentuk kartu (sistim kartu) atau dalam bentuk percabangan dua (sistem dikotom).
     Pada sistem kartu, dibuat kartu dengan ukuran tertentu (misalnya ukuran kartu pos). Disekeliling kartu tersebut dicantunkan keterangan sifat-sifat kayu, dan pada bagian tengahnya tertera nama jenis kayu. Sebagai contoh, kayu yang akan ditentukan jenisnya, diperiksa sifat-sifatnya. Berdasarkan sifat-sifat tersebut, sifat kayu yang tertulis pada kartu ditusuk dengan sebatang kawat dan digoyang sampai ada kartu yang jatuh. Apabila kartu yang jatuh lebih dari satu kartu, dengan cara yang sama kartu-kartu itu kemudian ditusuk pada sifat lain sesuai dengan hasil pemeriksaan sampai akhirnya tersisa satu kartu. Sebagai hasilnya, nama jenis yang tertera pada kartu terakhir tersebut merupakan nama jenis kayu yang diidentifikasi.
     Dikotom berarti percabangan, pembagian atau pengelompokan dua-dua atas dasar persamaan sifat-sifat kayu yang diamati. Kayu yang akan ditentukan jenisnya diperiksa sifat-sifatnya, dan kemudian dengan mempergunakan kunci dikotom, dilakukan penelusuran sesuai dengan sifat yang diamati sampai diperolehnya nama jenis kayu yang dimaksud.
     Kunci cara pengenalan jenis kayu di atas, baik sistem kartu maupun dengan sistem dikotom, keduanya mempunyai kelemahan. Kesulitan tersebut adalah apabila kayu yang akan ditentukan jenisnya tidak termasuk ke dalam koleksi. Walaupun sistem kartu ataupun sistem dikotom digunakan untuk menetapkan jenis kayu, keduanya tidak akan dapat membantu mendapatkan nama jenis kayu yang dimaksud. Dengan demikian, semakin banyak koleksi kayu yang dimiliki disertai dengan pengumpulan mengumpulkan sifat-sifatnya ke dalam sistem kartu atau sistem dikotom, akan semakin mudah dalam menentukan suatu jenis kayu.
Referensi :
- www.dephut.go.id/Halaman/…/INFO_III01/III_III01.htm
- Abdur Wahin Mertawijaya,Dkk,1981, Atlas kayu Indonesia, Penerbit Badan Penelitian danPengembangan pertanian, Bogor
-  Haroen,1981. Teknologi Kerja Kayu. Penerbit Erlangga, Jakarta