Dasar dasar konstruksi kayu Presentation Transcript
- Dasar dasarkonstruksiKayuDasar dasarkonstruksiKayu (definisi)MetodePenghitungandengan ASD
- Kostruksi KayuKonstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksibangunan. Pengetahuan dasar mengenai konstruksikayu pada umumnya adalah Hubungan dan SambunganKayu
- Sambungan—Sambungan dan HubunganKonstruksi Kayu kayu adalah dua batang atau lebihyang disambung-sambung menjadi satu batangkayu panjang atau mendatar maupun tegak lurusdalam satu bidang Sedangkan yang disebut dengan hubungan kayuyaitu—datar atau dua dimensi dua batang kayu atau lebih yang dihubung-hubungkan menjadi satu benda atau satu bagiankonstruksi dalam satu bidang (dua dimensi)maupun dalam satu ruang berdimensi tiga.
- Untuk memenuhi syarat kekokohan maka sambungandan a.—hubungan-hubungan kayu harus memenuhisyaratsyarat sebagai berikut: Sambungan harus sederhana dan kuat. Harusdihindari takikan besar dan dalam, karena dapatmengakibatkan kelemahan kayu dan diperlukanbatang-batang kayu berukuran besar, sehingga dapatmerupakan b. Harus memperhatikan sifat-sifat kayu, terutamasifat—pemborosan. c. Bentuk sambungan dari hubungan—menyusut, mengembang dan tarikan. konstruksi kayuharus tahan terhadap gaya-gaya yang bekerja.
- Hubungan kayu dibagi dalam 3 kelompok ialah:a. Sambungan kayu arah memanjangb. Hubungan kayu yang arah seratnya berlainan(menyudut)c. Sambungan kayu arah melebar (sambungan papan)Sambungan memanjang digunakan untukmenyambung balok tembok, gording dan sebagainya.Hubungan kayu banyak digunakan pada hubungan-hubungan pintu, jendela, kuda-kuda dan sebagainya.Sedangkan sambungan melebar digunakan untuk bibirlantai, dinding atau atap.
- Sambungan Kayu Arah Memanjang Mendatarsambunganmemanjang ini terdiri dari sambungan mendatar dantegak lurus.a. Sambungan bibir lurusb. Sambungan bibir lurus berkaitc. Sambungan bibir miringd. Sambungan bibir miring berkaite. Sambungan memanjang balok kuncif. Sambungan memanjang kunci jepitg. Sambungan tegak lurus.
- Sambungan bibir lurus
- Sambungan bibir lurus berkait
- Sambungan bibir miring
- Sambungan bibir miring berkait
- Sambungan memanjang balokkunci
- Sambungan memanjang kunci jepit
- Sambungan tegak lurus
- Sambungan kayu arah melebar
- Hubungan kayu menyudut
- Hubungan Kayu Menyudut dengan lubangdan gigi
- Hubungan ekor burung terbenam
- Hubungan ekor burung layang
- Hubungan ekor burung layang(Tidak tembus)
- Hubungan ekor burung sorong
- Hubungan kayu menyudut denganlubang dan pen
- Hubungan Loef dan Voorloef
- Gaya Momen—Gaya Desak—Gaya Tarik—Gaya – Gaya yang harusdiperhatikan pada sambungan
- Gaya Tarik pada sambunganBila yang bekerja gaya tarik, maka sambungan batangkayu tersebut harus saling mengait agar tidak mudahlepas, Misalnya memakai sambungan bibir miringberkait.
- Gaya Desak Pada SambunganBila yang bekerja gaya desak, maka sambungankedua batang kayu diusahakan agar permukaanbatang yang akan disambung saling menempel rapat.Misalnya memakai sambungan tegak lurus tekan.
- Gaya Lintang dan MomenBila yang bekerja gaya lintang dan momen, maka gayalintang akan menyebabkan sambungan akan salingbergeser sedang momen akan menyebabkan suatulenturan. Maka dalam hal ni sambungan harus kuat dankaku misalnya memakai sambungan pengunci.
- ASD (Allowable Stress Design)Allowable Stress Design merupakan formatkonvesional yang sederhana dalam format inidiasumsikan tidak ada variabilitas beban sehinggasetiap macam beban dianggap mempunyai pengaruhyang sama terhadap kayu dan tidak ada distribusibeban, konsep dasar dari penghitungan ASD adalah
- artinya beban hidup (L) ditambah beban mati (D)harus lebih kecil dengan tegangan ijin (Fx) dikalikandengan faktor lama pembebanan (Cd) diambil nilai1,oo untuk lantai, 1,15 untuk atap dengan beban salju1,25 untuk atap tanpa beban salju. Sedangkantegangan izin (Fx) merupakan kekuatan karakteristikkayu yang telah direduksi dengan faktor penyesuaiansebagai faktor pengali. Untuk softwood dipilih faktorpenyesuaian sebesar ½ ,1 sedangkan untuk hardwooddipilih faktor penyesuaian sebesar ½ ,3. Kekuatankarakteristik merupakan 5% Exclution limit distribusipopulasi (R0,05 ). Sehingga tegangan ijin (Fx) untukpemilahan mekanis dapat dilakukan dengan cara :
SIFAT-SIFAT
KAYU DAN PENGGUNAANNYA
Dalam kehidupan
kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan untuk
tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai
barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat
khasnya. Kita sebagai pengguna dari kayu
yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal
sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk
tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita
inginkan. Berikut ini diuraikan
sifat-sifat kayu (fisik dan mekanik) serta macam penggunaannya.
Pengenalan
Sifat-Sifat Kayu
Kayu merupakan
hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan
teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat
yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.
Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan
pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam
industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat
dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan
tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya
apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu
mahal.
Kayu berasal
dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat
yang berbeda-beda. Dari sekian banyak
sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum
terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
- Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
- Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
- Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.
- Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.
Sifat Fisik
Kayu
- Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan
zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu
jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya.
Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum
0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani).
Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
- Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak
kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut
disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi
perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut
terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya
kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
- Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam
kayu yang berbeda-beda.
- Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu.
Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus
(contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling
dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
- Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat
lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat
miring).
- Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu
(kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll).
Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu,
kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
- Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara
terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai
bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan
bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat
penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
- Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan
pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis
kayu mempunyai nilai dekoratif.
- Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi
pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan
kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium
Moisture Content).
- Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
- Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu.
- Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
- Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk
membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
- Daya Hantar Listrik
- Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.
Sifat Mekanik Kayu
- Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
menarik kayu. Terdapat 2 (dua) macam
keteguhan tarik yaitu :
- Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
- Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah
serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah
serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.
- Keteguhan tekan / Kompresi
Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban.
Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :
- Keteguhan tekan sejajar arah serat dan
- Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan
kompresi sejajar arah serat.
- Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat
suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :
- Keteguhan geser sejajar arah serat
- Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
- Keteguhan geser miring
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan
geser sejajar arah serat.
- Keteguhan lengkung (lentur)
Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain
beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam
keteguhan yaitu :
- Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan.
- Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak.
- Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau
lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
- Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif
besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang
berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan
bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
- Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau
lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan
merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
- Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
membelah kayu. Sifat keteguhan belah
yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya
keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung).
Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada
arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat
mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar
digolongkan menjadi dua kelompok :
- Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
- Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.
Macam Penggunaan Kayu
Penggunaan kayu
untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu yang
bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan. Jenis-jenis kayu yang mempunyai persyaratan
untuk tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan sebagai berikut :
- Bangunan (Konstruksi)
Persyaratan teknis : kuat,
keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang tinggi.
Jenis kayu : balau, bangkirai,
belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara, rasamala.
- Veneer biasa
Persyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas cacat dan
beratnya sedang.
Jenis kayu : meranti merah,
meranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang.
- Veneer mewah
Persyaratan teknis : disamping
syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif.
Jenis kayu : jati, eboni,
sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru, sonokembang.
- Perkakas (mebel)
Persyaratan teknis : berat
sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah dipaku, dibubut,
disekrup, dilem dan dikerat.
Jenis kayu : jati, eboni, kuku,
mahoni, meranti, rengas, sonokeling, sonokembang, ramin.
- Lantai (parket)
Persyaratan teknis : keras,
daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat.
Jenis kayu : balau, bangkirai,
belangeran, bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.
- Bantalan Kereta Api
Persyaratan teknis : kuat,
keras, kaku, awet.
Jenis kayu : balau, bangkirai,
belangeran, bedaru, belangeran, bintangur, kempas, ulin.
- Alat Olah Raga
Persyaratan teknis : kuat,
tidak mudah patah, ringan, tekstur halus, serat halus, serat lurus dan panjang,
kaku, cukup awet.
Jenis kayu : agathis, bedaru,
melur, merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling, teraling.
- Alat Musik
Persyaratan teknis : tekstur
halus, berserat lurus, tidak mudah belah, daya resonansi baik.
Jenis kayu : cempaka, merawan,
nyatoh, jati, lasi, eboni.
- Alat Gambar
Persyaratan teknis : ringan,
tekstur halus, warna bersih.
Jenis kayu : jelutung, melur,
pulai, pinus.
- Tong Kayu (Gentong)
Persyaratan teknis : tidak
tembus cairan dan tidak mengeluarkan bau.
Jenis kayu : balau, bangkirai,
jati, pasang.
- Tiang Listrik dan Telepon
Persyaratan teknis : kuat
menahan angin, ringan, cukup kuat, bentuk lurus.
Jenis kayu : balau, giam jati,
kulim, lara, merbau, tembesu, ulin.
- Patung dan Ukiran Kayu
Persyaratan teknis : serat
lurus, keras, tekstur halus, liat, tidak mudah patah dan berwarna gelap.
Jenis kayu : jati, sonokeling,
salimuli, melur, cempaka, eboni.
- Korek Api
Persyaratan teknis : sama
dengan persyaratan veneer, cukup kuat (anak korek api), elastis dan tidak mudah
pecah (kotak).
Jenis kayu : agathis, benuang,
jambu, kemiri, sengon, perupuk, pulai, terentang, pinus.
- Pensil
Persyaratan teknis : BJ sedang,
mudah dikerat, tidak mudah bengkok, warna agak merah, berserat lurus.
Jenis kayu : agathis, jelutung,
melur, pinus.
- Moulding
Persyaratan teknis : ringan,
serat lurus, tekstur halus, mudah dikerjakan, mudah dipaku. Warna terang, tanpa
cacat, dekoratif.
Jenis kayu : jelutung, pulai
ramin, meranti dll.
- Perkapalan
Lunas
Persyaratan teknis : tidak
mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : ulin, kapur.
Gading
Persyaratan teknis : kuat,
liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur,
kapur.
Senta
Persyaratan teknis : kuat,
liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur,
kapur.
Kulit
Persyaratan teknis : tidak
mudah pecah, kuat, liat, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur,
meranti merah.
Bangunan dan dudukan mesin
Persyaratan teknis : ringan,
kuat dan awet, tidak mudah pecah karena getaran mesin.
Jenis kayu : kapur, meranti
merah, medang, ulin, bangkirai.
Pembungkus as baling-baling
Persyaratan teknis : liat,
lunak sehingga tidak merusak logam.
Jenis kayu : nangka, bungur,
sawo.
Popor Senjata
Persyaratan teknis : ringan,
liat, kuat, keras, dimensi stabil.
Jenis kayu : waru, salimuli,
jati.
- Arang (bahan bakar)
Persyaratan teknis : BJ tinggi.
Jenis kayu : bakau, kesambi,
walikukun, cemara, gelam, gofasa, johar, kayu malas, nyirih, rasamala, puspa,
simpur.
Penutup
Pengenalan atas sifat-sifat fisik dan mekanik akan sangat membantu dalam
menentukan jenis-jenis kayu untuk tujuan pengunaan tertentu. Diharapkan dengan memahami sifat-sifat kayu
dan jenis-jenis kayu untuk penggunaan tertentu akan semakin mengurangi
ketergantungan konsumen akan suatu jenis kayu tertentu saja sehingga
pemanfaatan jenis-jenis kayu yang semula belum dimanfaatkan (jenis-jenis yang
belum dikenal umum) akan semakin meningkat.
MENGENAL KARAKTERISTIK KAYU
Oleh : Bambang Wijanarko,S.Pd,MT
Widyaiswara PPPPTK BOE Malang – Departemen Bangunan
|
Penyebab
terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel
berbagai jaringan di batang.
Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek
mengenai klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam
berbagai kondisi penanganan.
Pengenalan Kayu
Untuk
mengenal/menentukan suatu jenis kayu, tidak selalu dilakukan dengan cara
memeriksa kayu dalam bentuk log (kayu bundar), tetapi dapat dilakukan dengan
memeriksa sepotong kecil kayu. Penentuan jenis kayu dalam bentuk log, pada
umumnya dengan cara memperhatikan sifat-sifat kayu yang mudah dilihat seperti
penampakan kulit, warna kayu teras, arah serat, ada tidaknya getah dan
sebagainya.
Penentuan beberapa jenis kayu dalam bentuk olahan (kayu
gergajian, moulding, dan sebagainya) masih mudah dilakukan dengan hanya
memperhatikan sifat-sifat kasar yang mudah dilihat. Sebagai contoh, kayu
jati (Tectona grandis) memiliki
gambar lingkaran tumbuh yang jelas). Namun apabila kayu tersebut
diamati dalam bentuk barang jadi dimana sifat-sifat fisik asli tidak dapat
dikenali lagi karena sudah dilapisi dengan cat, maka satu-satunya cara yang
dapat dipergunakan untuk menentukan jenisnya adalah dengan cara memeriksa sifat
anatomi/strukturnya. Demikian juga untuk kebanyakan kayu di Indonesia,
dimana antar jenis kayu sukar untuk dibedakan, cara yang lebih lazim dipakai
dalam penentuan jenis kayu adalah dengan memeriksa sifat anatominya (sifat
struktur).
Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat
dipergunakan untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut
juga sifat kasar atau sifat makroskopis) dan sifat struktur (disebut juga sifat mikroskopis). Secara obyektif,
sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada sifat fisik
atau makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu jenis kayu. Namun
untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik bila kedua
sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan
mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis.
Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat
diketahui secara jelas melalui panca indera, baik dengan
penglihatan, penciuman, perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan
alat bantu. Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara lain
adalah :
Warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras,
- Tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,
- Arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,
- Gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
- Berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis
- Kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,
- Lingkaran tumbuh,
- Bau, dan sebagainya.
Sifat struktur/mikroskopis adalah
sifat yang dapat kita ketahui dengan mempergunakan alat bantu, yaitu kaca
pembesar (loupe) dengan pembesaran 10
kali. Sifat struktur yang diamati adalah :
- Pori (vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori terlihat sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun besar. Pori dapat dibedakan berdasarkan penyebaran, susunan, isi, ukuran, jumlah dan bidang perforasi).
- Parenkim (Parenchyma) adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu bata dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai warna yang lebih cerah dibanding dengan warna sel sekelilingnya. Parenkim dapat dibedakan berdasarkan atas hubungannya dengan pori, yaitu parenkim paratrakeal (berhubungan dengan pori) dan apotrakeral (tidak berhubungan dengan pori).
- Jari-jari (Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti garis-garis yang sejajar dengan warna yang lebih cerah dibanding warna sekelilingnya. Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran lebarnya dan keseragaman ukurannya.
- Saluran interseluler adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang berfungsi sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada pada setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu, misalnya beberapa jenis kayu dalam famili Dipterocarpaceae, antara lain meranti (Shorea spp), kapur (Dryobalanops spp), keruing (Dipterocarpus spp), mersawa (Anisoptera spp), dan sebagainya. Berdasarkan arahnya, saluran interseluler dibedakan atas saluran interseluler aksial (arah longitudinal) dan saluran interseluler radial (arah sejajar jari-jari). Pada bidang lintang, dengan mempergunakan loupe, pada umumnya saluran interseluler aksial terlihat sebagai lubang-lubang yang terletak diantara sel-sel kayu dengan ukuran yang jauh lebih kecil.
- Saluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan bentuknya seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya terdapat pada kayu-kayu tertentu, misalnya jelutung (Dyera spp.)
- Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat-tingkat dan biasanya terlihat pada bidang tangensial. Tanda kerinyut juga tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya pada jenis-jenis tertentu seperti kempas (Koompasia malaccensis) dan sonokembang (Pterocarpus indicus).
- Gelam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara kayu, yang terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit. Gelam tersisip juga tidak selalu ada pada setiap jenis kayu. Jenis-jenis kayu yang sering memiliki gelam tersisip adalah karas (Aquilaria spp), jati (Tectona grandis) dan api-api (Avicennia spp).
|
||||
Apabila dengan cara tersebut belum dapat ditetapkan jenis kayunya,
maka terhadap kayu tersebut dilakukan pemeriksaan sifat strukturnya dengan
mempergunakan loupe.
Untuk
memudahkan dalam menentukan suatu jenis kayu, kita dapat mempergunakan kunci
pengenalan jenis kayu. Kunci pengenalan jenis kayu pada dasarnya merupakan
suatu kumpulan keterangan tentang sifat-sifat kayu yang telah dikenal, baik
sifat struktur maupun sifat kasarnya. Sifat-sifat tersebut kemudian
didokumentasikan dalam bentuk kartu (sistim kartu) atau dalam bentuk
percabangan dua (sistem dikotom).
Pada sistem kartu, dibuat kartu
dengan ukuran tertentu (misalnya ukuran kartu pos). Disekeliling kartu tersebut
dicantunkan keterangan sifat-sifat kayu, dan pada bagian tengahnya tertera
nama jenis kayu. Sebagai contoh, kayu yang akan ditentukan
jenisnya, diperiksa sifat-sifatnya. Berdasarkan sifat-sifat tersebut,
sifat kayu yang tertulis pada kartu ditusuk dengan sebatang kawat dan digoyang
sampai ada kartu yang jatuh. Apabila kartu yang jatuh lebih dari satu
kartu, dengan cara yang sama kartu-kartu itu kemudian ditusuk pada sifat lain
sesuai dengan hasil pemeriksaan sampai akhirnya tersisa satu
kartu. Sebagai hasilnya, nama jenis yang tertera pada kartu terakhir
tersebut merupakan nama jenis kayu yang diidentifikasi.
Dikotom berarti percabangan, pembagian atau
pengelompokan dua-dua atas dasar persamaan sifat-sifat kayu yang
diamati. Kayu yang akan ditentukan jenisnya diperiksa sifat-sifatnya, dan
kemudian dengan mempergunakan kunci dikotom, dilakukan penelusuran sesuai
dengan sifat yang diamati sampai diperolehnya nama jenis kayu yang dimaksud.
Kunci cara pengenalan jenis kayu di atas,
baik sistem kartu maupun dengan sistem dikotom, keduanya mempunyai
kelemahan. Kesulitan tersebut adalah apabila kayu yang akan ditentukan
jenisnya tidak termasuk ke dalam koleksi. Walaupun sistem kartu ataupun
sistem dikotom digunakan untuk menetapkan jenis kayu, keduanya tidak akan dapat
membantu mendapatkan nama jenis kayu yang dimaksud. Dengan demikian, semakin banyak
koleksi kayu yang dimiliki disertai dengan pengumpulan mengumpulkan
sifat-sifatnya ke dalam sistem kartu atau sistem dikotom, akan semakin mudah
dalam menentukan suatu jenis kayu.
Referensi :
- www.dephut.go.id/Halaman/…/INFO_III01/III_III01.htm
- Abdur Wahin
Mertawijaya,Dkk,1981, Atlas kayu
Indonesia,
Penerbit Badan Penelitian danPengembangan pertanian, Bogor
- Haroen,1981. Teknologi
Kerja Kayu.
Penerbit Erlangga, Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar